Jumat, 04 Februari 2011

5 Tips Agar Hubungan Dengan Mertua Tetap Terjalin Mesra

Setelah menikah, memiliki orangtua tidak hanya ayah dan ibu Anda saja. Ada juga mertua yang harus disayangi. Untuk Anda yang masih canggung, ini dia lima tips menjalin hubungan baik dengan mertua.
Menerima Keadaan
Anda dan si dia telah menentukan pilihan. Ya, saat memacari si dia dulu Anda memang tidak ‘memesan’ keluarganya juga. Tapi suka tidak suka, pasangan tercinta dan keluarganya bagaikan paket hemat. Sadari bahwa para saudara ipar dan mertua. Anda akan selalu menjadi bagian dari perjalanan hidup Anda yang baru. Baik Anda maupun pasangan sama-sama wajib mengusahakan yang terbaik untuk keluarga kecil (Anda) yang sedang dibentuk.
Samakan Pandangan
Tentukan batasan dan tetapkan ekspektasi. Bisakah saudara-saudaranya datang berkunjung tanpa pemberitahuan sebelumnya? Bolehkan ibu mertua menidurkan anak-anak Anda di luar jam tidur yang telah Anda dan si dia tetapkan sebelumnya. Ada banyak hal yang harus diputuskan bersama-sama. Harap diingat, baik Anda atau pasangan bukanlah pembaca pikiran. Ia tak akan paham yang Anda inginkan dan harapkan kecuali Anda bicara kepadanya. Aturan ini tentu berlaku untuk si dia juga.
Selesaikan Perselisihan
Jika salah satu tengah bermasalah dengan ayah mertua, maka sudah jadi kewajiban si anak kandung menjadi mediator dan menengahi perselisihan. Pihak yang mempunyai hubungan lebih dekat (ayah dengan anak) lah yang harus berinisiatif menyelesaikan masalah. Bukan hal yang bijaksana jika menantu dan mertua saling melakukan konfrontasi.
Hargai Kebiasaan Keluarga Mertua
Anda terganggu dengan kebiasaan-kebiasaan saudara-saudara ipar atau kegiatan-kegiatan rutin di keluarga si dia seperti arisan keluarga, piknik bersama, dan sejenisnya? Jangan terus-menerus merasa begitu. Daripada menyimpan kesal untuk hal-hal sepele, lebih baik pahami dan terima saja kebiasaan yang sudah ada jauh sebelum Anda bertemu dan menikahi si dia. Hargai ikatan yang sudah terjalin erat antara pasangan Anda dengan saudara-saudaranya. Bersikaplah suportif. Tapi Anda tetap punya hak untuk mengutarakan keberatan jika kasusnya memang cukup serius dan mengganggu. Dan si dia tentu saja wajib menanggapi keluhan Anda.
Jangan Mengadu ke Orangtua
Sejauh yang Anda bisa, usahakan untuk tidak melibatkan pihak luar (keluarga sekalipun) dalam masalah keluarga inti Anda. Ketika kedongkolan pada si dia sudah di ubun-ubun dan ribut besar menjelang di depan mata, godaan untuk mengetuk pintu rumah orangtua pasti sangat menggoda. Tapi, jangan lakukan, karena ini juga bisa merusak hubungan baik Anda dengan mertua.
Keluarga Anda, terutama orang tua sudah pasti akan membela mati-matian anak mereka. Ketika Anda cerita betapa si dia sudah melukai hati Anda (tentu saja dengan tambahan di sana sini), apa pun yang sesungguhnya terjadi, orangtua akan membuat persoalan itu jauh lebih personal daripada Anda sendiri. Anda pasti sudah diberitahu bahwa pertengkaran baik besar ataupun kecil adalah bumbu dalam pernikahan karena itu juga menunjukkan sebuah pernikahan yang sehat. Artinya Anda dan si dia saling mencintai dan peduli terhadap satu sama lain. Jadi, santai saja. Tetap cari solusi terbaik tapi hindari mengadu kepada kedua orangtua karena dalam hitungan jam, amarah Anda terhadap si dia bakal mereda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar